Perlunya Sistem Informasi Orientasi uJian OnLine (SIOJOL) Pada Masa Pandemi COVID-19

Pengenalan Model Edusosialita MMOR di Masa Pandemi COVID-19 untuk Sistem Informasi Orientasi uJian OnLine (SIOJOL)

Masa Pandemi COVID-19 yang  sudah hampir 10 Bulan berjalan, banyak menuntut kita untuk melakukan berbagai macam kebiasaan baru di semua sektor apakah itu pemerintahan, ekonomi, pendidikan, rumah tangga, dsb. Pada artikel ini penulis akan berbagi informasi untuk mengenalkan/membumikan tentang sebuah mekanisme digitalisasi yang sudah banyak berhasil diterapkan di dunia maya yaitu model sistem arsitektur MMORPG, atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “aturan permainan online multi pemain besar-besaran”. Pada artikel ini tidak membahas tentang ‘Games atau Permainan Online”, namun lebih kepada Model MMORPG yang dapat menjadi salah satu solusi dalam meyikapi kondisi Pandemi COVID-19 yang ada saat ini.

Model  MMORPG yang di cetuskan oleh Richard Garriott merupakan kepanjangan dari “massive multiplayer online role-playing games” dan komunitas sosialnya. Di masa Pandemi COVID-19 yang mengharuskan tejadinya banyak perubahan kebiasaan di berbagai sektor terhadap hal-hal yang biasa dilakukan, mulai dari sanitasi individu, sosial distancing, isolasi, dll hingga mekanisme-mekanisme lainnya seperti halnya pembelajaran online dan ujian berbasis online di sektor Pendidikan. Topik MMOPRG diangkat oleh penulis untuk memberikan gambaran terkait Model Sistem yang dapat dikembangkan di Sektor Pendidikan untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring (Online).

            Arsitektur sistem MMORPG dijalankan menggunakan Arsitektur Sistem Client-Server. Perangkat Lunak Server yang menghasilkan contoh persisten sebuah dunia maya yang berjalan terus menerus. Pengguna (user) terhubung langsung melalui perangkat lunak client. Perangkat lunak ini dapat memberikan akses keseluruh dunia maya dimana client-server tersebut dijalankan, atau untuk perluasan pengembangan lebih lanjut dalam hal memungkinkan akses ke area-area tertentu user/pengguna perlu melakukan instalasi seperti webbrowser pada PC/laptop klien untuk dapat menjalankan aktivitas permainan atau pekerjaan yang sudah didesain pada aplikasi server / webrowser yang ditanamkan.

                Bergantung pada jumlah user/pengguna dan aritektur system, MMORPG memungkinkan dijalankan pada beberapa server terpisah yang masing-masing mewakili dunia independen, dimana pengguna dari satu server tidak dapat berinteraksi dengan server lainnya. Contoh penerapan Arsitektur ini pada dunia Game Online dapat dilihat pada Game World of Warcraft yang mampu secara simultan mengakomodir 600.000 lebih pengguna secara bersamaan dari seluruh dunia, dimana setiap server terpisah mampu menampung ribuan penguna dengan akivitas Jaringan yang tidak lambat serta mampu melaksanakan aktivitas/permainan secara real-time.

(Sumber saduran di atas diambil dari https://en.wikipedia.org/wiki/Massively_multiplayer_online_role-playing_game#Social_interaction )

            Sebagai salah satu contoh, kembali pada aktivitas di sektor Pendidikan pada masa Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung saat ini, anak-anak siswa mulai dari SD hingga Sekolah Menengah Atas, dituntut untuk dilakukan pembelajaran dengan metode Online (daring), hingga dimungkinkan adanya ujian berbasis komputer daring pada saatnya nanti apakah pada skala nasional ataupun lokal. Melihat fenomena ini, dengan berjalannya waktu cepat atau lambat baik dunia pendidikan atau sektor-sektor pemerintahan lainnya akan mengarah ke system digitalisasi. Sehingga penulis merasa perlu untuk berbagi/sharing berkaitan dengan informasi tentang model arsitektur yang mungkin diterapkan untuk mengantisipasi keadaan yang perlahan mengharuskan kita membiasakan dan mendekatkan diri ke arah digitalisasi.

            MMORPG merupakan salah satu solusi dalam pengembangan Arsitektur Digital di sektor-sektor tertentu yang melibatkan jumlah pengguna (user) dalam jumlah sangat banyak, domain waktu (zona waktu) yang berbeda namun dikelola oleh sebuah Services Machine-to-Machine, tergantung bagaimana aplikasi web-browser dikembangkan dan diperuntukan.

            Untuk dunia Pemerintahan dapat mengadopsi Asitektur MMORPG, dalam hal ini kita abaikan “PG/Playing Games” nya sehingga kita dapatkan yang diadopsi adalah istilah “MMOR / Massive Multiplayer Online Role” saja. Mengkerucut kedalam model ini, pengembangan arsitektur Aplikasi digital yang melibatkan sangat banyak pengguna/user, lokasi waktu yang berbeda, dan kriteria-kriteria yang berbeda tentunya dapat disatukan melalui Model Dunia Maya MMOR ini.

            Dalam mengimplementaskan MMOR di dunia maya Pemerintahan tentunya akan lebih mudah dibandingkan membangun arsitektur MMORPG, yang membutuhkan bandwidth streaming, yang sangat besar apakah itu berkaitan dengan upstream ataupun downstream yang diperlukan. Dikarenakan didunia maya pemerintahan lebih berfokus pada substansi gambar 2D, Teks, dan interaksi komunikasi teks (chatting), pengiriman file (dokumen) antar pengguna.

Ketika sebuah Dunia Maya Pemerintahan apakah itu di sektor pendidikan, perijinan, perencanaan pembangunan atau lainnya yang melibatkan interaksi pengguna dalam skala besar yang membutuhkan dokumentasi (history time stamps)  atau log waktu yang realtime, maka Model Arsitektur MMOR ini sangatlah tepat diterapkan, menyesuaikan dengan domain mekanisme manual setiap sektor yang diterapkan kedalam bentuk digital.

            Adapun hal-hal yang perlu dan sangat wajib diterapkan ketika dunia maya pemerintahan akan dikembangkan adalah hal disiplin waktu, kebiasaan manual dan sistematis aplikasi sangatlah berbeda, komitmen waktu penyelenggaraan yang sudah didesain didalam sebuah sistem aplikasi akan sangat valid, apalagi jika pelaksanaan sebuah aktivitas secara massive dilaksanakan secara langsung dan berbarengan dari berbagai domain zonasi waktu yang berbeda.

            Pendekatan digitalisasi lain yang perlu dibangun adalah pendekatan dengan istilah edusosialita mmor, penulis mencoba menformulasikan hal ini untuk membiasakan pengguna/user yang dalam hal ini targetnya adalah peserta didik. Bagaimana pemerintah dapat membangun sebuah dunia maya pendidikan bagi para peserta didik, yang didalamnya dapat melakukan interaksi langsung dan terekam secara digital aktivitas yang dilakukan oleh siswa maupun tenaga pendidik/guru. Dengan konsep dunia maya seperti halnya “Games Online”, sehingga dunia maya pendidikan dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam menyikapi situasi Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung saat ini.

Tanpa mengabaikan perputaran ekonomi di sektor Pendidikan, pembahasan rinci mengenai edusosialita mmor dalam mendukung Sistem Informasi Orientasi Ujian Online (SIOJOL), ini akan dibahas singkat dengan melibatkan beberapa stakeholder di sektor Pendidikan, Komunikasi dan Informatika serta Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam rangka peningkatan Mutu Pendidikan, diperlukan dukungan dari berbagai lini sektor, khususnya pada masa Pandemi yang menjadikan dunia digital menjadi ujung tombak pencegahan penyebaran COVID-19.          

Propinsi dengan kewenangannya membawahi Sekolah Menengah Atas SMA/SMK/SLB tentu sangat memerlukan dukungan digitalisasi, agar manfaat dari digitalisasi dapat membantu meningkatkan mutu dan mekanisme pembelajaran di sekolah-sekolah. Berikut ini digambarkan hasil evaluasi beberapa aktivitas daring yang sudah dilakukan sepanjang masa COVID-19 di sektor Pendidikan, contoh dan data menggunakan data primer dari Cabang Dinas Wilayah II Dinas Pendidikan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Rencana pengembangan arsitektur yang melibatkan banyak stakeholder tentunya bukan hal mudah untuk dapat dengan cepat direalisasikan. Harapannya dengan disosialisasikannya hal ini kiranya satu saat akan ada dunia maya pendidikan yang mampu mendukung kualitas mutu pendidikan di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.

Penulis: Andre Surya Kusuma, S.Kom., M.T – JFT Prakom Muda

Sumber: Cabang Dinas Wilayah II Dinas Pendidikan

About admin

Lihat Juga Laman ini..

Peresmian dan Penandatanganan Mou SMK Binaan Yamaha Bersama CV Sumber Jadi